DAFTAR ISI
Dari suatu kapal barang
umum dengan system konstruksi melintang, pada waktu bongkar muat barang jatuh
pada plat alas dalam (tanpa papan alas dalam) pada pertemuan antara penumpu
samping dan wrang terbuka, sehingga menyebabkan lekuk yang cukup dalam pada
plat alas dalam tersebut. Gambra dan uraikan jenis-jenis kerusakan yang ada dan
dasar-dasar pemeliharaan dan perbaikannya.
1. JENIS KERUSAKAN YANG TERJADI
No.
|
NAMA BAGIAN KONSTRUKSI
|
JENIS KERUSAKAN
|
Pengurangan tebal
|
Lekuk dan Gelombang
|
Kerusakan sambungan las
|
Keretakan
|
1.
|
Plat
alas dalam
|
|
ü
|
|
|
2.
|
Penumpu
samping
|
|
|
|
|
3.
|
Wrang
plat
|
|
|
|
|
4.
|
Gading
balik
|
|
|
|
|
2.DASAR-DASAR PEMELIHARAAN DAN REPARASI
No.
|
NAMA BAGIAN KONSTRUKSI
|
DASAR-DASAR
PERBAIKAN KERUSAKAN
|
|
1
|
Plat alas dalam
|
·
Pemotongan setempat pada daerah kerusakan
dapat berbentuk lingkaran, empat persegi panjang atau bujur sangkar dan
diganti dengan pelat baru.
|
|
|
2
|
Penumpu samping
|
·
Pemotongan setempat pada daerah
kerusakan
|
|
·
Dilakukan penggantian dahulu sebelum pemasangan
pklat alas dalam, dengan diberi lubang sesuai ukuran profil gadin g alas dan
gading balok.
|
|
3
|
Wrang pelat
|
·
Penggantian wrang h pelat dapat
dilakukan sebagian atau seluruh wrang pelat tergantung daerah
kerusakan.
|
|
·
Pada kapal kecil dengan B ≤ 12 m
umumnya konstruksi wrang pelat
menerus dan penumpu samping terputus.
|
|
·
Perhatikan letak sambungan las
|
|
.
|
|
4
|
Gading balik
|
·
Penggantian gading balok dilakukan
sesuai kerusakan dengan mengikuti aturan “ balok-balok konstruksi”
|
|
·
Pengelasan gading balok dan
pelat alas dalam didhulukan sebelum pengelasan alas dalam
|
|
·
Dilakukan pemasangan penegar pada
penumpu samping.
|
|
Uraian Proses
pemeliharaan dan reparasi dari Kerusakan yang terjadi
1.1 LEKUK DAN GELOMBANG
Salah
satu kerusakan yang terjadi pada pelat alas dalam pada kejadian ini adalah
terjadinya deformasi pada pelat, yaitu lekuk dan gelombang.
Ø Lekuk
( dented )
Lekuk merupakan melenturnya
pelat bersama-sama balok konstruksinya yang ditandai
dengan luas lekukan dan besarnya lenturan
pada lekukan yang paling dalam. Kelekukan pelat
bersama
profil , akan mengakibatkan kerusakan pada sambungan las.
Gambar Kelekukan pelat
bersama profil.
Ø
Gelombang ( corrugation )
Melenturnya pelat antara dua balok konstruksinya, ditandai dengan
besarnya
lenturan antara dua balok
konstruksi tersebut.
Batasan untuk lekuk dan
gelombang pada plat pada BKI ( Biro Klasifikasi Indonesia )
Gambar Gelombang pelat
bersama profil
§ Dasar
- dasar Cara Pemeliharaan :
Sesuai ketentuan klasifikasi, lekuk dan gelombang pelat harus
diperbaiki dan dihilangkan, termasuk kerusakan
kekedapan pada kampuh pengelasan. Untuk memperbaiki dan
menghilangkan kerusakan pelat sampai pada survey
pengedokan yang akan datang, masih diijinkan apabila lekuknya diangggap
landai dimana besarnya lenturan tidak lebih dari 20% jarak gading ( frame
spacing ) dan perbandingan besarnya lenturan dengan panjangnya lenturan tidak
lebih dari 1: 20.
Gambar
cara mengukur pelat yang terjadi lekuk / gelombang
Gelombang pelat diijinkan diperbaiki dan dihilangkan
apabila lenturannya tidak lebih dari 5xketebalan pelat dan perbandingan antara
besarnya lenturan dengan jarak gading tidak lebih dari 1:20.
Gambar
cara mengukur gelombang antara 2 buah balok
§ Dasar-
dasar Cara Repair:
1.
Meluruskan Pelat Yang Melengkunng
Lajur pelat kulit yang
mengalami lenturan dapat dikembalikan. Apabila besarnya lenturan tidak melebihi
ketentuan yaitu 5 kali tebal pelat yang melentur. Fooler gauge merupakan alat
ukur untuk mengetahui besar kelengkungan pelat.
Meluruskan pelat kulit yang melentur dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
i.
Dengan
cara pemukulan :
Pelat yang akan dipukul
harus diberi pengalas dari kayu. Hal ini bertujuan agar pada lajur pelat kulit
tidak akan terdapat cacat-cacat baru akhibat pukulan. Pemukulan disisni dari arah yang berlawanan dengan arah
lenturan.
ii.
Dengan
cara baut penarik (dongkrak ulir) :
Pertama-tama
baut penarik dilaskan pada pelat yang melentur tepat ditengah-tengah nya dan
selanjutnya dipasangkan balok penahan yang kakinya diletakkan tepat pada
gading-gading (frame), dan murnya kita pasangkan pada baut penarik
tersebut. Dengan mengerasi murnya,
maka pelat yang melentur akan tertarik. Cara ini kurang baik karena pada pelat
kulit terdapat bekas las-lasan baut penarik, sehingga menimbulkan cacat baru.
Cara-cara meluruskan pelat kulit yang melentur diatas
apabila keadaan balok-balok utamanya tidak mengalami kebengkokan atau
deformasi. Apabila balok-balok utamanya mengalami kebengkokan pula atau
lenturan pelat ini dialami pada daerah yang luas akhibat benturan atau kandas.
Hal ini apabila pelat kulit balok-baloknya masih dalam keadaan baik, maka
perbaikannya dapat dilakukan dengan memotong dengan brander potong dan
diluruskan di bengkel dengan mesin press.
Untuk memperoleh bentuk seperti semula perlu dibuatkan
mal (model) dengan mengambil bentuk lambung sebelahnya yang segaris (segading).
Dalam pekerjaan ini harus diperhatikan pemotongan balok-baloknya (misalnya
gading-gading) tidak boleh segading pemotongannya dengan pemotong pelat kulit,
sedang pemotong balok-balok yang berdekatan juga tidak boleh segaris.
Setelah pelat yang
melengkung bersama-sama baloknya diluruskan di bengkel dengan mesin press,
kemudian dipasangkan kembali di badan kapal yang berlubang dengan ketentuan
yang berlaku.
iii.
Dengan
cara penekanan (dengan pertolongan hydrolic jack) :
Pertama-tama kita
pasangkan balok penahan yang dilaskan pada gading-gading (frame) dan
selanjutnya hydrolic dipasangkan. Pada daerah yang melentur diberi pengalas
dari pelat, halini bertujuan untuk memperluas daerah penekanan. Untuk
mempercepat pekerjaan ini bersamaan dengan penekanan hydrolic pada daerah pelat
yang melentur dipanaskan dengan brander.
2. Pemotongan Setempat
Pemotongan setempat pada daerah kerusakan dapat berbentuk
lingkaran, empat persegi panjang atau bujur sangkar dan diganti dengan pelat
baru.
Untuk pemotongan setempat plat
dibuat 3 macam yaitu:
a.
Berbentuk bulat
b.
Berbentuk bujur sangkar
c.
Berbentuk empat persegi panjang
Bentuk bujur sangkar dan empat persegi
panjang ujung - ujungnya dibulatkan dengan jari-jari 0,1 lebarnya. Pengelasan
sesuai angka I, II, III, dan IV dengan cara Back Hend Step Welding atau kepala
Ekor apabila panjang tiap urutan pengelasan cukup panjang. Sebaiknya pemasangn
pelat baru bertumpu minimal pada satu balok konstruksi dan pengelasan dengan
balok konstruksi didahulukan sebelum pengelasan kampuh las sesuai urutan pada
gambar, jarak melintang atau memanjang sambungan plat dengan balok konstruksi
sekitar jarak balok konstruksi atau
sekitar 150-200 mm. Bila sisi melintang atau memanjang terlalu dekat dengan
kampuh melintang atau memanjang dari lajur pelat lama maka pemotongan
diteruskan sampai kampuh melintang atau memanjang dari pelat lama tersebut.
Gambar
Bentuk pemotongan setempat
3. Penggantian
Satu Lajur Pelat
Persiapan Sebelum Pemotongan Plat
Kulit Sebelum pemotongan pelat dilakukan pekerjaan pendahuluan meliputi:
a.
Menandai balok-balok melintang atau memanjang plat kulit dari luar dengan
pertolongan Test Hammer serta kapur atau cat.
b.
Memeriksa bagian dalam dari plat kulit yang merupakan:
• Tangki bahan bakar, air tawar / air
laut atau bahan cair lainnya. Tangki bahan bakar dibersihkan dengan membuka
tutup lubang orang (Man Hole Cover) dan dilakukan pengetesan dengan Gas Free
Tester.
• Tangki air tawar atau air balast / air
laut dikosongkan dulu dengan membuka prop lunas dan tutup lubang orang agar
pemotongan plat mudah dilakukan.
• Isolasi atau lapisan dinding kamar
yang mudah terbakar dibongkar terlebih dahulu.
• Pipa yang mengganggu pemotongan plat
kulit dibongkar dahulu.
• Got terutama pada daerah kamar mesin
yang terdapat genangan minyak pada got atau lokasi tersebut dibersihkan dahulu.
c. Mempersiapkan tenaga dan
peralatan pemadam kebakaran pada lokasi yang rawan terhadap kebakaran.
Pekerjaan pemotongan pelat kulit
dilaksanakan dengan dua cara yaitu :
i.
Pemotongan
dari sisi luar.
Pemotongan plat dilaksanakan setelah
penandaan lokasi balokbalok melintang atau memanjang dengan kapur atau cat dan
dilakukan diluar hubungan balok konstruksi dengan plat kulit agar jangan sampai
balok konstruksinya ikut terpotong. Bagian plat kulit yang masih tersisa pada
balok konstruksi harus dibersihkan.
ii.
Pemotongan
dari sisi dalam
Pemotongan plat dilaksanakan
langsung dari sisi dalam kapal (misalnya pada ruang palkah) dan dapat langsung
memotong sambungan balok konstruksi dengan plat kulit sehingga pekerjaan lebih
cepat. Pemotongan garis kampuh las dilaksanakan sebagai berikut:
·
Pemotongan
plat lama tepat pada sumbu kampuh las melintang atau memanjang agar ukuran plat
baru sesuai dengan ukuran lebar dan panjang plat lama dan sisa separuh
material
las lama dipotong untuk pembuatan kampuh las.
·
Pemotongan
sisi melintang plat kulit lama diusahakan
jarak gading terdekat karena timbulnya harga momen yang mendekati 0 pada
beban merata yang bekerja pada plat kulit.
·
Pemotongan
sisi memanjang plat kulit memanjang plat kulit lama tidak boleh kurang dari 200
mm dari balok memanjang yang terdekat.
·
Pemotongan
plat kulit yang tersisa pada balok-balok melintang atau memanjang harus
dibersihkan.
1.2 KERUSAKAN SAMBUNGAN LAS
Pada apelat alas dalam karena terdiri dari sambungan-sambungan
pelat, maka kejadian ini akan merusak bagian sambungan las dari pelat tersebut.
Sambungan
las pada pelat alas dalam rawan terjadi kerusakan juga pada bagian sambungan
lasnya sehingga perlu di identifikasi dan di reparasi ketika terjadi kerusakan.
Gambar
kerusakan sambungan pelat alas dalam
§ Dasar-dasar
Pemeliharaan
Sambungan
las merupakan bagian yang paling rawan terjadi kegagalan akibat pengaruh panas
dan kecenderungan terdapat cacat pengelasan pada sambungan. Pada komponen atau konstruksi yang mengalami beban dinamis
berulang-ulang (fatique), hal tersebut dapat merupakan sumber dan faktor pemacu
penjalaran retak hingga umur lelah sambungan turun drastis. Untuk pengukuran
kerusakan sambungan las tergantung benda yang dilas, apabila pelat dengan pelat
pengecekannya dengan tes kekedapan, sedangkan pelat dengan balok konstruksi
dengan pengamatan langsung.
Kerusakan pada sambungan las pada posisi lekuk. Bisan menggunakan Tes
Kekedapan. Tes kekedapan dapat menggunakan air dan juga dapat menggunakan udara
untuk mengecek kekedapannya.
1)
Pemakaian air untuk pemeriksaan kekedapan air.
ada 2 cara yaitu:
a. Pengepresan dengan air / Hydrostatic
Pressure Test
Metode ini dilakukan dengan cara mengisi tangki dengan air sampai
tekanan tertentu kemudian dilihat kekedapannya apakah ada rembesan air atau
tidak. Permukaan air pengepresan untuk mendapatkan tekanan tertentu tersebut
tidak berubah tingginya. Menurut ketentuan Biro Klasifikasi sebagai berikut :
•
Lama tekanan air sebelum pemeriksaan tidak boleh kurang dari 1 jam.
•
Tidak boleh ada sisa ruang udara pada bagian atas ruang yang diperiksa
•
Tinggi tekanan ditentukan pada titik tertinggi dari ruangan yaitu sampai
pada tinggi permukaan air pada pipa isi, ipa udara atau pipa limpah.
•
Pengujian kekedapan air dilakukan seefisien mungkin dan tidak
menimbulkan tegangan tambahan pada konstruksi badan kapal dan pengaruh beban
pada dok.
b. Penyemprotan dengan air
Cara metode ini yaitu dengan menyemprotkan air bertekanan dengan
menggunakank Slang Kebakaran (Hose Test). Tekanan air secara vertical tidak
boleh kurang dari 8-10 m, diameter nozzle tidak boleh kurang dari 15 mm, serta
ujung nozzle berjarak 1-3 m tegak lurus badan kapal. Pemeriksaan kekedapan
kampuh las arahnya vertical dari bawah ke atas.
2)
Pemakaian udara tekan untuk pemeriksaan kekedapan air.
Ada
2 cara yaitu:
a. Pengepresan dengan udara tekan.
Metode ini dilakukan dengan cara menigis ruangan yang akan diperiksa
kekedapan dengan udara tekan. Sebelum udara bertekanan dimasukkan, semua
lubang-lubang harus ditutup. Besarnya tekanan udara 0,20-0,25 Kg/Cm , Diisikakn
selama tidak boleh kurang dari 1 jam sebelum pemeriksaan kekedapan
dilaksanakan. Setelah 1 jam penurunan udara yang ditunjukkan oleh manometer
tidak boleh kurang dari 10%. Kebocoran diketahui dengan melaburkan larutan
sabun sepanjang kampuh las atau pada badan kapal yang diselidiki bocornya.
b. Penyemprotan dengan udara tekan
Cara metode ini yaitu dengan menyemprotkan udara bertekanan sepanjang
kampuh las atau pada pelat badan kapal. Tekanan udara tidak boleh kurang dari
4-5 atm dan disemprotkan sejarak 100 mm dari kampuh las, pada sisi lainnya
dilabur larutan sabun.
§ Dasar-dasar
Reparasi
Adapun cara memperbaiki sambungan las pada pelat alas
dalam adalah dengan cara :
1. Pembongkaran las lama, pengelasan kembali
dan tes kekedapan.
2. Pembongkaran las lama, pengelasan kembali
dan tes ukuran sambungan las.
2. PENUMPU
SAMPING (SIDE GIRDER)
2.1 LEKUK DAN GELOMBANG
Salah
satu kerusakan yang terjadi pada pelat alas dalam pada kejadian ini adalah
terjadinya deformasi pada pelat, yaitu lekuk dan gelombang.
Ø Lekuk
( dented )
Lekuk merupakan melenturnya
pelat bersama-sama balok konstruksinya yang ditandai
dengan luas lekukan dan besarnya lenturan
pada lekukan yang paling dalam. Kelekukan pelat
bersama
profil , akan mengakibatkan kerusakan pada sambungan las.
Gambar Kelekukan pada side
girder
Ø
Gelombang ( corrugation )
Melenturnya pelat antara dua balok konstruksinya, ditandai dengan
besarnya
lenturan antara dua balok
konstruksi tersebut.
Batasan untuk lekuk dan gelombang
pada plat pada BKI ( Biro Klasifikasi Indonesia )
Gambar Gelombang pada
side girder
§ Dasar
- dasar Cara Pemeliharaan :
Sesuai ketentuan klasifikasi, lekuk dan gelombang harus
diperbaiki dan dihilangkan, termasuk kerusakan
kekedapan pada kampuh pengelasan. Untuk memperbaiki dan
menghilangkan kerusakan ini sampai pada survey
pengedokan yang akan datang, masih diijinkan apabila lekuknya diangggap
landai dimana besarnya lenturan tidak lebih dari 20% jarak gading ( frame
spacing ) dan perbandingan besarnya lenturan dengan panjangnya lenturan tidak
lebih dari 1: 20.
Gambar
cara mengukur side girder yang terjadi lekuk / gelombang
Gelombang pelat diijinkan diperbaiki dan dihilangkan
apabila lenturannya tidak lebih dari 5x ketebalan side girder dan perbandingan
antara besarnya lenturan dengan jarak gading tidak lebih dari 1:20.
Gambar
cara mengukur lekuk/gelombang pada side girder
§ Dasar-
dasar Cara Repair:
1.
Meluruskan side girder Yang Melengkunng
Lajur pelat kulit yang
mengalami lenturan dapat dikembalikan. Apabila besarnya lenturan tidak melebihi
ketentuan yaitu 5 kali tebal pelat yang melentur. Fooler gauge merupakan alat
ukur untuk mengetahui besar kelengkungan side girder.
Meluruskan pelat kulit yang melentur dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
iv.
Dengan
cara pemukulan :
Side girder yang akan
dipukul harus diberi pengalas dari kayu. Hal ini bertujuan agar pada lajur
pelat kulit tidak akan terdapat cacat-cacat baru akhibat pukulan. Pemukulan disisni dari arah yang berlawanan dengan arah
lenturan.
v.
Dengan
cara penekanan (dengan pertolongan hydrolic jack) :
Pertama-tama kita
pasangkan balok penahan yang dilaskan pada gading-gading (frame) dan
selanjutnya hydrolic dipasangkan. Pada daerah yang melentur diberi pengalas
dari pelat, hal ini bertujuan untuk memperluas daerah penekanan. Untuk mempercepat
pekerjaan ini bersamaan dengan penekanan hydrolic pada daerah pelat yang
melentur dipanaskan dengan brander.
2. Pemotongan Setempat
Pemotongan setempat pada daerah kerusakan dapat berbentuk
lingkaran, empat persegi panjang atau bujur sangkar dan diganti dengan pelat
baru.
Untuk pemotongan setempat plat
dibuat 3 macam yaitu:
a.
Berbentuk bulat
b.
Berbentuk bujur sangkar
c.
Berbentuk empat persegi panjang
Bentuk bujur sangkar dan empat persegi
panjang ujung - ujungnya dibulatkan dengan jari-jari 0,1 lebarnya. Pengelasan
sesuai angka I, II, III, dan IV dengan cara Back Hend Step Welding atau kepala
Ekor apabila panjang tiap urutan pengelasan cukup panjang. Sebaiknya pemasangn
pelat baru bertumpu minimal pada satu balok konstruksi dan pengelasan dengan
balok konstruksi didahulukan sebelum pengelasan kampuh las sesuai urutan pada
gambar, jarak melintang atau memanjang sambungan plat dengan balok konstruksi
sekitar jarak balok konstruksi atau
sekitar 150-200 mm. Bila sisi melintang atau memanjang terlalu dekat dengan
kampuh melintang atau memanjang dari lajur pelat lama maka pemotongan
diteruskan sampai kampuh melintang atau memanjang dari pelat lama tersebut.
Gambar
Bentuk pemotongan side girder setempat
2.2 KERUSAKAN
SAMBUNGAN LAS
Pada hal ini jenis kerusakan yang
terjadi adalah kerusakan sambungan las antara pelat dengan profil. side girder
akan terjadi kerusakan sambungan las antara pelat alas dalam dengan side
girder.
§ Dasar-dasar
Pemeliharaan
1. Pemakaian Air untuk pemeriksaasn kekedapan air
Metode
ini dilaksanakan dengan cara mengisi tangki dengan air sampai tekanan tertentu,
kemudian dilihat kekedapan airnya. Konstruksi badan kapal dikatakan kedap air,
apabila pada permukaan pelat serta pada kampuh-kampuh las tidak terdapat
kebocoran dan/atau perembesan air.
Metode
lainnya yaitu dengan cara menyemprotkan air bertekanan dengan menggunakan
selang kebakaran (Hose Test). Tekanan air secara vertikal tidak boleh kurang
dari 8 m -10 m, diameter nozzle tidak boleh kurang dari 15 mm, serta ujung
nozzle berjarak 1 m - 3 m tegak lurus badan kapal. Kekedapan kampuh las arah
pemeriksaannya vertikal dari bawah ke atas.
2.
Udara Tekan Untuk Pemeriksaan Kekedapan Air
Dengan
mengisi ruangan yang akan diperiksa kekedapan dengan udara tekan. Sebelum udara
bertekanan dimasukkan, semua lubang-lubang antara lain lubang lalu orang,
lubang pemasukkan, pipa isi, pipa udara harus ditutup. Besarnya tekanan udara
0,20-0,25 Kg/ Cm, diisikan selama tidak boleh kurang dari 1 jam, sebelum
pemeriksaan kekedapan dilaksanakan. Setelah 1 jam penurunan udara yang
ditunjukkan oleh manometer tidak boleh kurang dari 10 %. Diketahui kebocoran
dengan meleburkan larutan sabun sepanjang kampuh las atau pada badan kapal yang
diselidiki kebocorannya. Dengan
menyemprotkan udara bertekanan sepanjang kampuh las atau padapelat badan kapal.
Tekanan udara tidak boleh kurang dari 4-5 atm dan disemprotkan sejarak 100 mm,
dari kampuh las sedang pada sisi lai dilabur larutan sabun.
§ Dasar-dasar Reparasi
1. Pemeliharaan Preventif
Dapat
diartikan sebbagai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan-kerusakan secara mendadak dan tak terduga
2.
Pemeliharaan Kuratif
Dapat
diartikan sebagai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki suatu peralatan atau perlengkapan yang mengalami kerusakan agar
dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.
1.
Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes kekedapan.
2.
Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes ukuran sambungan las.
3.1 PENGURANGAN KETEBALAN
§ Dasar-dasar
pemeliharaan
a.
Alat ukur ultrasonik (Ultrasonic Wall
Thickness Gauge)
Alat ukur ultrasonic ini dapat
mengukur ketebalan pela hanya dari satu sisi saja. Pelat yang akan diukur
digerinda dahulu, setelah itu diberi lemak atau vet. SE-probe dari alat ukur
ultrasonic dilekatkan pada permukaan pelat yang mengeluarkan getaran ultrasonic
dan menembus ketebalan pelat sampai sisi yang lain dan dipantulkan kembali
menuju SE-probe sebagai gema. Dengan diketahui kecepatan getaran, maka waktu
getaran ultrasonik yang diterima kembali oleh SE-probe tersebut akan
menunjukkan ketebalan pelat yang diukur.
§ Dasar-dasar
reparasi
1.
PEMOTONGAN SETEMPAT
Untuk pemotongan setempat plat dibuat 3
macam yaitu:
a.
Berbentuk bulat
b.
Berbentuk bujur sangkar
c.
Berbentuk empat persegi panjang
Bentuk bujur sangkar dan empat persegi
panjang ujung - ujungnya dibulatkan dengan jari-jari 0,1 lebarnya. Pengelasan
sesuai angka I, II, III, dan IV dengan cara Back Hend Step Welding atau kepala
Ekor apabila panjang tiap urutan pengelasan cukup panjang. Sebaiknya pemasangn
pelat baru bertumpu minimal pada satu balok konstruksi dan pengelasan dengan
balok konstruksi didahulukan sebelum pengelasan kampuh las sesuai urutan pada
gambar, jarak melintang atau memanjang sambungan plat dengan balok konstruksi
sekitar jarak balok konstruksi atau
sekitar 150-200 mm. Bila sisi melintang atau memanjang terlalu dekat dengan
kampuh melintang atau memanjang dari lajur pelat lama maka pemotongan
diteruskan sampai kampuh melintang atau memanjang dari pelat lama tersebut.
Gambar Bentuk pemotongan setempat dan urutan
pengelasan
3.2
LEKUK DAN GELOMBANG
Kerusakan jenis ini juga bisa
terjadi pada konstruksi bagian wrang plat. Salah satu kerusakan yang terjadi
pada wrang pelat dalam pada kejadian ini adalah terjadinya deformasi, yaitu
lekuk dan gelombang.
§ Dasar
- dasar Cara Pemeliharaan :
Sesuai ketentuan klasifikasi, lekuk dan gelombang harus
diperbaiki dan dihilangkan, termasuk kerusakan
kekedapan pada kampuh pengelasan. Untuk memperbaiki dan
menghilangkan kerusakan ini sampai pada survey
pengedokan yang akan datang, masih diijinkan apabila lekuknya diangggap
landai dimana besarnya lenturan tidak lebih dari 20% jarak gading ( frame
spacing ) dan perbandingan besarnya lenturan dengan panjangnya lenturan tidak
lebih dari 1: 20.
Gambar
cara mengukur wrang pelat yang terjadi lekuk / gelombang
§
Dasar- dasar Cara Repair:
1.
Meluruskan Wrang pelat Yang Melengkunng
Lajur pelat kulit yang
mengalami lenturan dapat dikembalikan. Apabila besarnya lenturan tidak melebihi
ketentuan yaitu 5 kali tebal pelat yang melentur. Fooler gauge merupakan alat
ukur untuk mengetahui besar kelengkungan side girder.
Meluruskan pelat kulit yang melentur dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
vi.
Dengan
cara pemukulan :
Side girder yang akan
dipukul harus diberi pengalas dari kayu. Hal ini bertujuan agar pada lajur
pelat kulit tidak akan terdapat cacat-cacat baru akhibat pukulan. Pemukulan disisni dari arah yang berlawanan dengan arah
lenturan.
vii.
Dengan
cara penekanan (dengan pertolongan hydrolic jack) :
Pertama-tama kita
pasangkan balok penahan yang dilaskan pada gading-gading (frame) dan
selanjutnya hydrolic dipasangkan. Pada daerah yang melentur diberi pengalas
dari pelat, hal ini bertujuan untuk memperluas daerah penekanan. Untuk
mempercepat pekerjaan ini bersamaan dengan penekanan hydrolic pada daerah pelat
yang melentur dipanaskan dengan brander.
2. Pemotongan Setempat
Pemotongan setempat pada daerah kerusakan dapat berbentuk
lingkaran, empat persegi panjang atau bujur sangkar dan diganti dengan pelat
baru.
Untuk pemotongan setempat plat
dibuat 3 macam yaitu:
a.
Berbentuk bulat
b.
Berbentuk bujur sangkar
c.
Berbentuk empat persegi panjang
Bentuk bujur sangkar dan empat persegi
panjang ujung - ujungnya dibulatkan dengan jari-jari 0,1 lebarnya. Pengelasan
sesuai angka I, II, III, dan IV dengan cara Back Hend Step Welding atau kepala
Ekor apabila panjang tiap urutan pengelasan cukup panjang.
3.3
KERUSAKAN SAMBUNGAN LAS
Pada hal ini jenis kerusakan yang
terjadi adalah kerusakan sambungan las antara pelat dengan profil. side girder
akan terjadi kerusakan sambungan las antara pelat alas dalam dengan side
girder.
§ Dasar-dasar Pemeliharaan
1. Pemakaian Air untuk pemeriksaasn
kekedapan air
Metode
ini dilaksanakan dengan cara mengisi tangki dengan air sampai tekanan tertentu,
kemudian dilihat kekedapan airnya. Konstruksi badan kapal dikatakan kedap air,
apabila pada permukaan pelat serta pada kampuh-kampuh las tidak terdapat
kebocoran dan/atau perembesan air.
Metode lainnya yaitu dengan cara
menyemprotkan air bertekanan dengan menggunakan selang kebakaran (Hose Test).
Tekanan air secara vertikal tidak boleh kurang dari 8 m -10 m, diameter nozzle
tidak boleh kurang dari 15 mm, serta ujung nozzle berjarak 1 m - 3 m tegak
lurus badan kapal. Kekedapan kampuh las arah pemeriksaannya vertikal dari bawah
ke atas.
2.
Udara Tekan Untuk Pemeriksaan Kekedapan Air
Dengan mengisi ruangan yang akan
diperiksa kekedapan dengan udara tekan. Sebelum udara bertekanan dimasukkan,
semua lubang-lubang antara lain lubang lalu orang, lubang pemasukkan, pipa isi,
pipa udara harus ditutup. Besarnya tekanan udara 0,20-0,25 Kg/ Cm, diisikan
selama tidak boleh kurang dari 1 jam, sebelum pemeriksaan kekedapan
dilaksanakan. Setelah 1 jam penurunan udara yang ditunjukkan oleh manometer
tidak boleh kurang dari 10 %. Diketahui kebocoran dengan meleburkan larutan
sabun sepanjang kampuh las atau pada badan kapal yang diselidiki kebocorannya. Dengan menyemprotkan udara
bertekanan sepanjang kampuh las atau padapelat badan kapal. Tekanan udara tidak
boleh kurang dari 4-5 atm dan disemprotkan sejarak 100 mm, dari kampuh las
sedang pada sisi lai dilabur larutan sabun.
§ Dasar-dasar Reparasi
1.
Pemeliharaan Preventif
Dapat diartikan sebbagai kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya kerusakan-kerusakan secara mendadak dan tak terduga
2.
Pemeliharaan Kuratif
Dapat diartikan sebagai kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki suatu peralatan
atau perlengkapan yang mengalami kerusakan agar dapat berfungsi kembali
sebagaimana mestinya.
1.
Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes kekedapan.
2.
Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes ukuran sambungan las.
4.1 LEKUK DAN GELOMBANG
Pada gading balik bisa terjadi
kelekukan sebagai mana mestinya konstruksi yang lain.
§
Dasar- dasar Cara pemeliharaan dan Repair:
1.
Pemotongan Setempat
Pemotongan setempat pada daerah kerusakan dapat berbentuk
lingkaran, empat persegi panjang atau bujur sangkar dan diganti dengan pelat
baru.
Bentuk bujur sangkar dan empat persegi
panjang ujung - ujungnya dibulatkan dengan jari-jari 0,1 lebarnya. Pengelasan
sesuai angka I, II, III, dan IV dengan cara Back Hend Step Welding atau kepala
Ekor apabila panjang tiap urutan pengelasan cukup panjang.
4.2
KERUSAKAN SAMBUNGAN LAS
Pada hal ini jenis kerusakan yang
terjadi adalah kerusakan sambungan las antara pelat dengan profil. Gading balik
akan terjadi kerusakan sambungan las antara pelat alas dalam dengan gading
baliknya.
§ Dasar-dasar
Pemeliharaan
1.
Pemakaian Air untuk pemeriksaasn kekedapan air
Metode
ini dilaksanakan dengan cara mengisi tangki dengan air sampai tekanan tertentu,
kemudian dilihat kekedapan airnya. Konstruksi badan kapal dikatakan kedap air,
apabila pada permukaan pelat serta pada kampuh-kampuh las tidak terdapat
kebocoran dan/atau perembesan air.
Metode
lainnya yaitu dengan cara menyemprotkan air bertekanan dengan menggunakan
selang kebakaran (Hose Test). Tekanan air secara vertikal tidak boleh kurang
dari 8 m -10 m, diameter nozzle tidak boleh kurang dari 15 mm, serta ujung
nozzle berjarak 1 m - 3 m tegak lurus badan kapal. Kekedapan kampuh las arah
pemeriksaannya vertikal dari bawah ke atas.
2.
Udara Tekan Untuk Pemeriksaan Kekedapan Air
Dengan
mengisi ruangan yang akan diperiksa kekedapan dengan udara tekan. Sebelum udara
bertekanan dimasukkan, semua lubang-lubang antara lain lubang lalu orang,
lubang pemasukkan, pipa isi, pipa udara harus ditutup. Besarnya tekanan udara
0,20-0,25 Kg/ Cm, diisikan selama tidak boleh kurang dari 1 jam, sebelum
pemeriksaan kekedapan dilaksanakan. Setelah 1 jam penurunan udara yang
ditunjukkan oleh manometer tidak boleh kurang dari 10 %. Diketahui kebocoran
dengan meleburkan larutan sabun sepanjang kampuh las atau pada badan kapal yang
diselidiki kebocorannya. Dengan
menyemprotkan udara bertekanan sepanjang kampuh las atau padapelat badan kapal.
Tekanan udara tidak boleh kurang dari 4-5 atm dan disemprotkan sejarak 100 mm,
dari kampuh las sedang pada sisi lai dilabur larutan sabun.
§ Dasar-dasar Reparasi
Berikut cara memperbaiki bagian dari kerusakan sambungan las pada gading
balik:
1. Pengelasan gading balik
dan pelat alas dalam didhulukan sebelum pengelasan alas dalam
2. Pemeliharaan Preventif
Dapat
diartikan sebbagai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kerusakan-kerusakan secara mendadak dan tak terduga
3.
Pemeliharaan Kuratif
Dapat
diartikan sebagai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki suatu peralatan atau perlengkapan yang mengalami kerusakan agar
dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.
a.
Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes kekedapan.
b.
Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes ukuran sambungan las.
4.3
KERETAKAN
Keretakan kapal adalah masalah umum dari
kapal karena mengalami banyak tekanan serta moment-moment yang bekerja pada
kapal beroperasi, begitu juga yang terjadi pada gading balik dalam kasus ini.
§ Dasar-dasar
pemeliharaan
Ada beberapa cara untuk mengetahui
keretakan permukaan pada pelat, diantaranya yaitu :
1) Metode Visual
Metode ini menggunakan mata telanjang
atau dengan pertolongan kaca pembesar
(Loupe) untuk mengetahui keretakan. Metode ini tidak teliti dan tidak
dapat melihat keretakan yang halus sehingga apabila menggunakan metode ini
dibutuhkan penyinaran yang kuat.
2) Metode Minyak dan Kapur
Metode ini dapat mengetahui keretakan
permukaan, kekedapan air dan kesempurnaan sambungan pengelasan pelat. Tempat
yang akan diperiksa dibersihkan terlebih dahulu kemudian diberi minyak, lalu
dilap sampai kering dan kemudian dilabur dengan larutuan kapur atau digosok
kapur. Selanjutnya digetarkan dengan
palu sehingga timbul suatu garis yang jelas pada lapisan kapur karena
terangkatnya minyak dari celah keretakan.
3) Metode Magnit
Metode ini digunakan untuk memeriksa
keretakan permukaan pada baja atau besi
tuang. Ada dua macam cara yaitu kering (serbuk kering) dan basah.
Prinsip dari metode ini adalah menciptakan medan magnit pada daerah keretakan.
4) Metode warna
Pada metode ini digunakan tiga cairan,
yaitu : Cleaner, Penetrant dan Developer. Untuk menggunakan metode ini
permukaan benda kerja harus halus. Tempat yang akan diperiksa dibersihkan
dibersihkan dari bahan yang menutupinya antara lain cat, kotoran dan karat.
Setelah itu dilakukan urutan kerja sebagai berikut:
a. Cairan cleaner disemprotkan untuk
membersihkan benda kerja dan mengurangi pengaruh permukaan benda kerja jika
langsung diberi penetrant. Lalu lapisan
cairan cleaner dilap dengan kain bersih.
b. Cairan penetrant (berwarna merah)
disemprotkan sampai meresap pada celah-celah retakan ataupun lubang renik.
c. Cairan penetrant dibersihkan dengan lap
yang sudah disemprot dengan cairan cleaner.
d. Cairan developer (berwarna putih)
disemprotkan. Fungsi cairan developer ini untuk menarik cairan penetrant
(berwarna merah) dari celah-celah retakan ke permukaan. Sehingga terlihat
gambar retakan yang jelas dengan warna merah diatas warna putih
5) Metode Pemanasan
Pada metode in digunakan alat las
acetylene untuk memanasi daerah keretakan permukaan, sehingga terlihat garis
keretakan permukaan dengan jelas, tetapi cara ini akan merusak struktur
material.
§ Dasar-dasar
Reparasi
Adapun
proses perbaikan yang dilakukan untuk menangani kerusakan ini adalah dengan :
a.
Penggantian gading balok dilakukan sesuai kerusakan dengan mengikuti aturan “
balok-balok konstruksi.
b. Dilakukan
pemasangan penegar pada penumpu samping
Untuk kapal dengan jenis sama, pada waktu
merapat kapal mengalami benturan, sehingga pelat sisi di depan collision
bulkhead (sekat tubrukan) dan di atas garis air mengalami sobek memanjang &
lekuk yang cukup dalam. Gambar dan uraikan:
1. JENIS KERUSAKAN
YANG TERJADI
|
|
No.
|
Nama
Bagian Konstruksi
|
Jenis
Kerusakan
|
Lekuk
& Gelombang
|
Kerusakan
Sambungan Las
|
Keretakan
|
1
|
Gading Biasa
|
|
|
|
2
|
Gading Besar
|
|
|
|
3
|
Pelat Lajur Atas
|
|
|
|
4
|
Pelat Tepi Geladak
|
|
|
|
5
|
Senta Sisi
|
|
|
|
2. DASAR-DASAR
PEMELIHARAAN DAN REPARASI
1. LEKUK DAN GELOMBANG
- Balok konstruksi yang
mengalami benturan, dilakukan penggantian setempat dengan profil yang
berdimensi serupa. Pengelasan gading-gading dan senta didahulukan sebelum
pengelasan pelat.
- Reparasi pada pelat yang
melentur / bergelombang ditentukan berdasarkan besar dan kedalamannya. Bilamana
kedalaman lenturan melebihi jarak
gading & 5 kali tebal pelat setempat, dan perbandingan antara kedalaman
lenturan dengan panjang lenturan melebihi 1:20 maka area setempat diganti pelat
baru.
- Lekuk / gelombang dapat dikurangi asalkan
ketebalan pelat masih memenuhi (aus max. 20%) dengan cara: 1) mekanis, dan 2)
pemanasan.
2. KERUSAKAN SAMBUNGAN LAS
- Akibat dari benturan,
sambungan las pada konstruksi terlepas sebagian ataupun total. Metode
reparasinya yakni las lama dibongkar, kemudian dilakukan pengelasan baru dengan
memperhatikan tinggi las (h), panjang las (l), dan jarak las (t). Bisa berupa
pengelasan menerus atau putus-putus tergantung jenis profil, beban yang
diterima, dan lokasi konstruksi yang rusak. Pengelasan putus-putus ada beberapa
cara: 1) putus-putus rantai, 2) putus-putus zigzag, dan 3) putus-putus scallop.
- Pengelasan pada pelat, baik itu penggantian
setempat atau ganti baru, ada dua metode: 1) kampuh saling berpotongan dengan
kampuh lintang didahulukan, dan 2) kampuh memanjang didahulukan dengan ujung
pengelasan berjarak 300 mm terhadap kampuh lintang, ini dimaksudkan untuk
menghindari deformasi pelat saat pengelasan kampuh melintang, akibat
terpusatnya panas pada pertemuan kampuh yang berpotongan.
3. KERETAKAN
- Penggantian baru balok
konstruksi harus berdimensi serupa. Untuk penyambungan balok konstruksi yang
berdekatan tidak boleh segaris demikian pula dengan kampuh las lajur pelat,
dengan jarak antara kampuh las pelat dengan kampuh las balok konstruksi yang
terdekat sekitar 100-200 mm. Pengelasan profil siku lama dan baru dilaksanakan
dari kedua arah dan pada pengelasan sambungan pelat diberi scallop.
- Untuk pelat yang sobek, kedua
ujung keretakan dilubangi agar tidak mengembang saat pengelasan dan dibuatkan
kampuh las bentuk V, U, atau X dengan jarak kampuh 2 mm. Pengelasan dilakukan
satu arah dengan metode Backhand Step Welding untuk keretakan yang relatif
pendek.
Ilustrasi metode Backhand Step Welding dijelaskan pada gambar di bawah
ini:
- Bilamana keretakan cukup
panjang, maka pengelasan dilakukan dua arah dan diadakan pre-heating s/d 150 ᵒC
pada daerah retak. Setelah pengelasan dipasang pelat rangkap untuk menjaga
keretakan tidak kembali. Saat pengedokan selanjutnya, pelat rangkap ini dipotong
serta diganti dengan pelat baru.
- Bentuk pemotongan setempat
untuk penggantian pelat baru dapat dibuat dengan 3 macam: 1) bulat, 2) bujur
sangkar, 3) persegi panjang. Pemasangan pelat baru bertumpu minimal pada satu
balok konstruksi dan pelat baru dilas terlebih dahulu dengan jarak
melintang/memanjang dengan balok konstruksi sekitar jarak balok konstruksi atau sekitar 150-200
mm.