Kamis, 17 Desember 2015

TUGAS 1 RESUME TEKNOLOGI REPARASI DAN KONVERSI KAPAL

Abdullah Azam


TEKNOLOGI REPARASI DAN KONVERSI KAPAL
            Galangan Kapal adalah suatu tempat dimana kapal dibangun dan diluncurkan. Setelah kapal selesai dibangun dan diluncurkan, kapal bereksploitasi hinga suatu saat mengalami penurunan mutu dan dilakukan suatu perlakuan reparasi. Hal ini dilakukan agar supaya mutu kapal kembali seperti semula.




·         Macam dan Kerusakan                        : A) Kondisi Kapal Baru
  B) Pengoperasian Kapal
A.     Kondisi Kapal Baru
o   Material
o   Teknologi Pembangunan
o   Desain Konstruksi
Untuk memenuhi standar kualitas Material dan Teknologi produksinya, suatu kapal harus dikerjakan oleh lebih dari satu badan. Seperti contoh : Owner Surveyor (OS), pihak galangan dan badan Klasifikasi tertentu. Disamping itu juga perlu adanya suatu pemeriksan yang bersifat terus-menerus (kontinyu).
Desain Konstruksi yang maksimal juga menjadi salah satu indikator yang penting dalam menjaga mutu kapal yang baik. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain konstruksi kapal yang maksimal :
1)      Sambungan antara
Jenis penyambungan antara Penumpu geladak dan Web Frame baiknya menggunakan Overlap joint (sebagai pengganti dari butt joint)
Berikut adalah perbandingan antara proses penyambungan overlap joint dengan butt joint.
Overlap Joint
Keuntungan      : Tidak terjadi Gap (keropos) pada bagian pengelasan.
Kerugian          : Terjadi beban geser 
Butt Joint        
Keuntungan     : Tidak terjadi beban geser     
Kerugian          : Terjadi Gap (Keropos) pada bagian pengelasan
Kerugian yang terjadi pada penyambungan butt join lebih besar daripada overlap joint.
Gambar Overlap joint





Gambar Butt Joint





2)      Margin Plate
Pada bagian ini tidak dianjurkan memotong material persis pada bagian sudutnya, karena proses pengelasan akan sulit dilakukan saat produksi dan reparasi kapal berlangsung.











3)      Hubngan Konstruksi antara Gadiing alas/gading balik pada open floor menggunakan bracket dengan sambungan overlap (banyak digunakan sebagai pengganti dari butt joint)










            Untuk Konstruksi diatas yaitu hubungan antara gading alas balik dengan perunggu tengahserta tepi sambungan digunakan dengan cara overlap dengan gading ditirusakn lebih banyak digunakan. Alasanya : memudahkan penyambungan dan pengelasan pada saat pembangunan kapal baru. Pada saat reparasi dimana dilakukan di double bottom yang merupakan suatu ruangan sempit tetap bisa dikerjakan dengan mudah daripada menggunakan butt join, karena penyambungan butt join posisi bracket dan gading harus lurus (sejajar). Hal tersebut juga berlaku untuk hubungan antara gading dan frame untuk bilga bracket, lutut bilga dimana sambungan overlapping lebih banyak digunakan daripada butt join karena mudah dikerjakan.
4)      Pengerjaan dilakukan diatas dock (Docking)
5)      Floating Repair (FR)

Alternative 1   :

Alternatif 2     :

6)      Dalam keadaan Trim.








v  Type of Joint   :
1.      Butt Joint         ( Sambungan Lurus/tumpul)




2.      T Joint             (Sambungan bentuk T)




3.      Overlap Joint   (Sambungan bertumpang / tindih)


4.      Corner joint     (Sambungan Sudut)


5.      Edge Joint        (Sambungan ujung)



Adapun Sambungan las yang sering digunakan di galangan kapal dalam pembuatan profile atau
Blok kapal adalah sambungan butt, T dan overlap Karena jenis sambungan corner dan edge memungkinkan banyak kerusakan pada bagian pengelasanya dan bisa digantikan dengan jenis sambungan T (T joint).

B) Pengoperasian Kapal
     Terdapat 3 unsur kerusakan yang sering terjadi pada saat kapal beroperasi, yaitu :
o   Pelat Baja
o   Sistem permesinan
o   Perlengkapan

3 hal yang berpengaruh pada kerusakan Kapal baru : Pemotongan, Pengelasan, Pengangkatan Blok.
Cacat pemotongan à Ketidak rataan permukaan potong dan tarik potong
            Cacat pemotongan ini terjadi karena 2 hal berikut : pengaruh beban dinamis, contoh : Pelat sobek
Dan klasifikasi yaitu pengelasan ujung bebas, contoh Coaming & Bulwark.
Coaming



Bulwark



Kerusakan pada pelat baja badan kapal :
1.      Pengurangan ketebalan pelat.
2.      Lekuk sambungan pelat.
3.      Keretakan pada permukaan.
4.      Kerusakan sambungan las.

Daerah – daerah yang rawan terhadap korosi karena kondisi kerja, lingkungan dan operasi kapal meliputi :
1)      Daerah pertemuan antara sekat lintang kedap air dan pelat alas dalam, hal tersebut terjadi karena pengembunan kemudian tetes air jatuh à timbul korosi pada sekat bagian bawah dan pada inner bottom plate, yaitu pembuangan saluran air.





2)      pada pertemuan antara margin pelat dan lambung kapal yang menimbulkan kerusakan pada keduanya.





3)      Pada sumur bilga untuk kapal dengan inner bottom yang lurus. Sumur bilga ini berfungsi untuk menampung dan menyalurkan air dari saluran.





4)      Pada pembuangan air di geladak. Pada daerah sekitar lubang palkah, saluran pembuangan air di deck serta pembuangan air di lambung kapal.





5)      Pada saluran pembuangan air dan daerah yang selalu basah pada kamar mandi dan WC banunan atas.





6)      Pada lubang jangkar akibat mengalirnya air baik yang terbawa oleh rantai jangkar maupun air dari forecastle deck.





7)      Pada jendela sisi karena sulitnya perawatan.



*(GAMBARNYA TULIS TANGAN YA REK...KATA BAPAK DOSENNYA) :))














TUGAS 3 TEKNOLOGI REPARASI DAN KONVERSI KAPAL

Abdullah Azam


DAFTAR ISI


 



SOAL 1


Dari suatu kapal barang umum dengan system konstruksi melintang, pada waktu bongkar muat barang jatuh pada plat alas dalam (tanpa papan alas dalam) pada pertemuan antara penumpu samping dan wrang terbuka, sehingga menyebabkan lekuk yang cukup dalam pada plat alas dalam tersebut. Gambra dan uraikan jenis-jenis kerusakan yang ada dan dasar-dasar pemeliharaan dan perbaikannya.

PEMBAHASAN SOAL 1


1.   JENIS KERUSAKAN YANG TERJADI


No.
NAMA BAGIAN KONSTRUKSI
JENIS KERUSAKAN
Pengurangan tebal
Lekuk dan Gelombang
Kerusakan sambungan las
Keretakan
1.
Plat alas dalam

ü    


2.
Penumpu samping




3.
Wrang plat




4.
Gading balik







2.DASAR-DASAR PEMELIHARAAN DAN REPARASI


No.
NAMA BAGIAN KONSTRUKSI
DASAR-DASAR PERBAIKAN KERUSAKAN

1
Plat alas dalam
·                    Pemotongan setempat pada daerah kerusakan dapat berbentuk lingkaran, empat persegi panjang atau bujur sangkar dan diganti dengan pelat baru.


2
Penumpu samping
·          Pemotongan setempat pada daerah kerusakan

·          Dilakukan penggantian dahulu sebelum pemasangan pklat alas dalam, dengan diberi lubang sesuai ukuran profil gadin g alas dan gading balok.

3
Wrang pelat
·           Penggantian wrang h pelat dapat dilakukan sebagian atau seluruh wrang pelat  tergantung daerah kerusakan.

·          Pada kapal kecil dengan B ≤ 12 m umumnya konstruksi wrang     pelat menerus dan penumpu samping terputus.

·          Perhatikan letak sambungan las

.

4
Gading balik
·          Penggantian gading balok dilakukan sesuai kerusakan dengan mengikuti aturan “ balok-balok konstruksi”

·          Pengelasan gading balok  dan pelat alas dalam didhulukan sebelum pengelasan alas dalam

·          Dilakukan pemasangan penegar pada penumpu samping.




Uraian Proses pemeliharaan dan reparasi dari Kerusakan yang terjadi

1. PELAT ALAS DALAM

             1.1       LEKUK DAN GELOMBANG
            Salah satu kerusakan yang terjadi pada pelat alas dalam pada kejadian ini adalah terjadinya deformasi pada pelat, yaitu lekuk dan  gelombang.
Ø  Lekuk ( dented )
             Lekuk  merupakan melenturnya pelat bersama-sama balok konstruksinya yang ditandai
 dengan luas lekukan dan besarnya lenturan pada lekukan yang paling dalam. Kelekukan pelat
bersama profil , akan mengakibatkan kerusakan pada sambungan las.




          
                       
Gambar Kelekukan pelat bersama profil.

Ø  Gelombang ( corrugation )
            Melenturnya  pelat antara dua balok konstruksinya, ditandai dengan besarnya
lenturan antara dua balok konstruksi tersebut.
             Batasan untuk lekuk dan gelombang pada plat pada BKI ( Biro Klasifikasi Indonesia )






Gambar Gelombang pelat bersama profil


§  Dasar - dasar Cara Pemeliharaan :
            Sesuai ketentuan klasifikasi, lekuk dan gelombang  pelat  harus  diperbaiki  dan  dihilangkan, termasuk  kerusakan  kekedapan  pada kampuh  pengelasan. Untuk memperbaiki  dan  menghilangkan kerusakan  pelat sampai  pada  survey  pengedokan  yang akan datang, masih diijinkan apabila lekuknya diangggap landai dimana besarnya lenturan tidak lebih dari 20% jarak gading ( frame spacing ) dan perbandingan besarnya lenturan dengan panjangnya lenturan tidak lebih dari 1: 20.

Gambar cara mengukur pelat yang terjadi lekuk / gelombang

            Gelombang pelat diijinkan diperbaiki dan dihilangkan apabila lenturannya tidak lebih dari 5xketebalan pelat dan perbandingan antara besarnya lenturan dengan jarak gading tidak lebih dari 1:20.


Gambar cara mengukur gelombang antara 2 buah balok


§  Dasar- dasar Cara Repair:

1.       Meluruskan Pelat Yang Melengkunng
            Lajur pelat kulit yang mengalami lenturan dapat dikembalikan. Apabila besarnya lenturan tidak melebihi ketentuan yaitu 5 kali tebal pelat yang melentur. Fooler gauge merupakan alat ukur untuk mengetahui besar kelengkungan pelat.
Meluruskan pelat kulit yang melentur dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
                                i.            Dengan cara pemukulan :
            Pelat yang akan dipukul harus diberi pengalas dari kayu. Hal ini bertujuan agar pada lajur pelat kulit tidak akan terdapat cacat-cacat baru akhibat pukulan. Pemukulan disisni dari arah yang berlawanan dengan arah lenturan.
                              ii.            Dengan cara baut penarik (dongkrak ulir) :
            Pertama-tama baut penarik dilaskan pada pelat yang melentur tepat ditengah-tengah nya dan selanjutnya dipasangkan balok penahan yang kakinya diletakkan tepat pada gading-gading (frame), dan murnya kita pasangkan pada baut penarik tersebut. Dengan mengerasi murnya, maka pelat yang melentur akan tertarik. Cara ini kurang baik karena pada pelat kulit terdapat bekas las-lasan baut penarik, sehingga menimbulkan cacat baru.
            Cara-cara meluruskan pelat kulit yang melentur diatas apabila keadaan balok-balok utamanya tidak mengalami kebengkokan atau deformasi. Apabila balok-balok utamanya mengalami kebengkokan pula atau lenturan pelat ini dialami pada daerah yang luas akhibat benturan atau kandas. Hal ini apabila pelat kulit balok-baloknya masih dalam keadaan baik, maka perbaikannya dapat dilakukan dengan memotong dengan brander potong dan diluruskan di bengkel dengan mesin press.
Untuk memperoleh bentuk seperti semula perlu dibuatkan mal (model) dengan mengambil bentuk lambung sebelahnya yang segaris (segading). Dalam pekerjaan ini harus diperhatikan pemotongan balok-baloknya (misalnya gading-gading) tidak boleh segading pemotongannya dengan pemotong pelat kulit, sedang pemotong balok-balok yang berdekatan juga tidak boleh segaris.
            Setelah pelat yang melengkung bersama-sama baloknya diluruskan di bengkel dengan mesin press, kemudian dipasangkan kembali di badan kapal yang berlubang dengan ketentuan yang berlaku.
                            iii.            Dengan cara penekanan (dengan pertolongan hydrolic jack) :
            Pertama-tama kita pasangkan balok penahan yang dilaskan pada gading-gading (frame) dan selanjutnya hydrolic dipasangkan. Pada daerah yang melentur diberi pengalas dari pelat, halini bertujuan untuk memperluas daerah penekanan. Untuk mempercepat pekerjaan ini bersamaan dengan penekanan hydrolic pada daerah pelat yang melentur dipanaskan dengan brander.
2.         Pemotongan Setempat
            Pemotongan setempat pada daerah kerusakan dapat berbentuk lingkaran, empat persegi panjang atau bujur sangkar dan diganti dengan pelat baru.
            Untuk pemotongan setempat plat dibuat 3 macam yaitu:
a. Berbentuk bulat




b. Berbentuk bujur sangkar







c. Berbentuk empat persegi panjang







        Bentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang ujung - ujungnya dibulatkan dengan jari-jari 0,1 lebarnya. Pengelasan sesuai angka I, II, III, dan IV dengan cara Back Hend Step Welding atau kepala Ekor apabila panjang tiap urutan pengelasan cukup panjang. Sebaiknya pemasangn pelat baru bertumpu minimal pada satu balok konstruksi dan pengelasan dengan balok konstruksi didahulukan sebelum pengelasan kampuh las sesuai urutan pada gambar, jarak melintang atau memanjang sambungan plat dengan balok konstruksi sekitar  jarak balok konstruksi atau sekitar 150-200 mm. Bila sisi melintang atau memanjang terlalu dekat dengan kampuh melintang atau memanjang dari lajur pelat lama maka pemotongan diteruskan sampai kampuh melintang atau memanjang dari pelat lama tersebut.









Gambar  Bentuk pemotongan setempat

3.         Penggantian Satu Lajur Pelat
            Persiapan Sebelum Pemotongan Plat Kulit Sebelum pemotongan pelat dilakukan pekerjaan pendahuluan meliputi:
a. Menandai balok-balok melintang atau memanjang plat kulit dari luar dengan pertolongan Test Hammer serta kapur atau cat.
b. Memeriksa bagian dalam dari plat kulit yang merupakan:
                     Tangki bahan bakar, air tawar / air laut atau bahan cair lainnya. Tangki bahan bakar dibersihkan dengan membuka tutup lubang orang (Man Hole Cover) dan dilakukan pengetesan dengan Gas Free Tester.
                    Tangki air tawar atau air balast / air laut dikosongkan dulu dengan membuka prop lunas dan tutup lubang orang agar pemotongan plat mudah dilakukan.
                     Isolasi atau lapisan dinding kamar yang mudah terbakar dibongkar terlebih dahulu.
                     Pipa yang mengganggu pemotongan plat kulit dibongkar dahulu.
                     Got terutama pada daerah kamar mesin yang terdapat genangan minyak pada got atau lokasi tersebut dibersihkan dahulu.
c.       Mempersiapkan  tenaga dan  peralatan  pemadam  kebakaran pada lokasi yang rawan       terhadap kebakaran.
            Pekerjaan pemotongan pelat kulit dilaksanakan dengan dua cara yaitu :
        i.            Pemotongan dari sisi luar.
            Pemotongan plat dilaksanakan setelah penandaan lokasi balokbalok melintang atau memanjang dengan kapur atau cat dan dilakukan diluar hubungan balok konstruksi dengan plat kulit agar jangan sampai balok konstruksinya ikut terpotong. Bagian plat kulit yang masih tersisa pada balok konstruksi harus dibersihkan.
      ii.            Pemotongan dari sisi dalam
            Pemotongan plat dilaksanakan langsung dari sisi dalam kapal (misalnya pada ruang palkah) dan dapat langsung memotong sambungan balok konstruksi dengan plat kulit sehingga pekerjaan lebih cepat. Pemotongan garis kampuh las dilaksanakan sebagai berikut:
·         Pemotongan plat lama tepat pada sumbu kampuh las melintang atau memanjang agar ukuran plat baru sesuai dengan ukuran lebar dan panjang plat lama dan sisa separuh
material las lama dipotong untuk pembuatan kampuh las.
·         Pemotongan sisi melintang plat kulit lama diusahakan  jarak gading terdekat karena timbulnya harga momen yang mendekati 0 pada beban merata yang bekerja pada plat kulit.
·         Pemotongan sisi memanjang plat kulit memanjang plat kulit lama tidak boleh kurang dari 200 mm dari balok memanjang yang terdekat.
·         Pemotongan plat kulit yang tersisa pada balok-balok melintang atau memanjang harus dibersihkan.
             1.2      KERUSAKAN SAMBUNGAN LAS
            Pada apelat alas dalam karena terdiri dari sambungan-sambungan pelat, maka kejadian ini akan merusak bagian sambungan las dari pelat tersebut.
            Sambungan las pada pelat alas dalam rawan terjadi kerusakan juga pada bagian sambungan lasnya sehingga perlu di identifikasi dan di reparasi ketika terjadi kerusakan.           







Gambar kerusakan sambungan pelat alas dalam
§  Dasar-dasar Pemeliharaan
            Sambungan las merupakan bagian yang paling rawan terjadi kegagalan akibat pengaruh panas dan kecenderungan terdapat cacat pengelasan pada sambungan. Pada komponen  atau konstruksi yang mengalami beban dinamis berulang-ulang (fatique), hal tersebut dapat merupakan sumber dan faktor pemacu penjalaran retak hingga umur lelah sambungan turun drastis. Untuk pengukuran kerusakan sambungan las tergantung benda yang dilas, apabila pelat dengan pelat pengecekannya dengan tes kekedapan, sedangkan pelat dengan balok konstruksi dengan pengamatan langsung.
      Kerusakan pada sambungan las pada posisi lekuk. Bisan menggunakan Tes Kekedapan. Tes kekedapan dapat menggunakan air dan juga dapat menggunakan udara untuk mengecek kekedapannya.
1)      Pemakaian air untuk pemeriksaan kekedapan air.
ada 2 cara yaitu:
            a.       Pengepresan dengan air / Hydrostatic Pressure Test
            Metode ini dilakukan dengan cara mengisi tangki dengan air sampai tekanan tertentu kemudian dilihat kekedapannya apakah ada rembesan air atau tidak. Permukaan air pengepresan untuk mendapatkan tekanan tertentu tersebut tidak berubah tingginya. Menurut ketentuan Biro Klasifikasi sebagai berikut :
         Lama tekanan air sebelum pemeriksaan tidak boleh kurang dari 1 jam.
         Tidak boleh ada sisa ruang udara pada bagian atas ruang yang diperiksa
         Tinggi tekanan ditentukan pada titik tertinggi dari ruangan yaitu sampai pada tinggi permukaan air pada pipa isi, ipa udara atau  pipa limpah.
         Pengujian kekedapan air dilakukan seefisien mungkin dan tidak menimbulkan tegangan tambahan pada konstruksi badan kapal dan pengaruh beban pada dok.
            b.       Penyemprotan dengan air
            Cara metode ini yaitu dengan menyemprotkan air bertekanan dengan menggunakank Slang Kebakaran (Hose Test). Tekanan air secara vertical tidak boleh kurang dari 8-10 m, diameter nozzle tidak boleh kurang dari 15 mm, serta ujung nozzle berjarak 1-3 m tegak lurus badan kapal. Pemeriksaan kekedapan kampuh las arahnya vertical dari bawah ke atas.

2)      Pemakaian udara tekan untuk pemeriksaan kekedapan air.
            Ada 2 cara yaitu:
            a.       Pengepresan dengan udara tekan.
            Metode ini dilakukan dengan cara menigis ruangan yang akan diperiksa kekedapan dengan udara tekan. Sebelum udara bertekanan dimasukkan, semua lubang-lubang harus ditutup. Besarnya tekanan udara 0,20-0,25 Kg/Cm , Diisikakn selama tidak boleh kurang dari 1 jam sebelum pemeriksaan kekedapan dilaksanakan. Setelah 1 jam penurunan udara yang ditunjukkan oleh manometer tidak boleh kurang dari 10%. Kebocoran diketahui dengan melaburkan larutan sabun sepanjang kampuh las atau pada badan kapal yang diselidiki bocornya.
            b.      Penyemprotan dengan udara tekan
            Cara metode ini yaitu dengan menyemprotkan udara bertekanan sepanjang kampuh las atau pada pelat badan kapal. Tekanan udara tidak boleh kurang dari 4-5 atm dan disemprotkan sejarak 100 mm dari kampuh las, pada sisi lainnya dilabur larutan sabun.
§  Dasar-dasar Reparasi
            Adapun cara memperbaiki sambungan las pada pelat alas dalam adalah dengan cara :
1. Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes kekedapan.
2. Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes ukuran sambungan las.

2. PENUMPU SAMPING (SIDE GIRDER)

            2.1 LEKUK DAN GELOMBANG
            Salah satu kerusakan yang terjadi pada pelat alas dalam pada kejadian ini adalah terjadinya deformasi pada pelat, yaitu lekuk dan  gelombang.
Ø  Lekuk ( dented )
             Lekuk  merupakan melenturnya pelat bersama-sama balok konstruksinya yang ditandai
 dengan luas lekukan dan besarnya lenturan pada lekukan yang paling dalam. Kelekukan pelat
bersama profil , akan mengakibatkan kerusakan pada sambungan las.




          
                       
Gambar Kelekukan pada side girder


Ø  Gelombang ( corrugation )
            Melenturnya  pelat antara dua balok konstruksinya, ditandai dengan besarnya
lenturan antara dua balok konstruksi tersebut.
             Batasan untuk lekuk dan gelombang pada plat pada BKI ( Biro Klasifikasi Indonesia )






Gambar Gelombang pada side girder

§  Dasar - dasar Cara Pemeliharaan :
            Sesuai ketentuan klasifikasi, lekuk dan gelombang   harus  diperbaiki  dan  dihilangkan, termasuk  kerusakan  kekedapan  pada kampuh  pengelasan. Untuk memperbaiki  dan  menghilangkan kerusakan  ini sampai  pada  survey  pengedokan  yang akan datang, masih diijinkan apabila lekuknya diangggap landai dimana besarnya lenturan tidak lebih dari 20% jarak gading ( frame spacing ) dan perbandingan besarnya lenturan dengan panjangnya lenturan tidak lebih dari 1: 20.

Gambar cara mengukur side girder yang terjadi lekuk / gelombang

            Gelombang pelat diijinkan diperbaiki dan dihilangkan apabila lenturannya tidak lebih dari 5x ketebalan side girder dan perbandingan antara besarnya lenturan dengan jarak gading tidak lebih dari 1:20.


Gambar cara mengukur lekuk/gelombang pada side girder

§  Dasar- dasar Cara Repair:

1.       Meluruskan side girder Yang Melengkunng
            Lajur pelat kulit yang mengalami lenturan dapat dikembalikan. Apabila besarnya lenturan tidak melebihi ketentuan yaitu 5 kali tebal pelat yang melentur. Fooler gauge merupakan alat ukur untuk mengetahui besar kelengkungan side girder.
Meluruskan pelat kulit yang melentur dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
                            iv.            Dengan cara pemukulan :
            Side girder yang akan dipukul harus diberi pengalas dari kayu. Hal ini bertujuan agar pada lajur pelat kulit tidak akan terdapat cacat-cacat baru akhibat pukulan. Pemukulan disisni dari arah yang berlawanan dengan arah lenturan.
                              v.            Dengan cara penekanan (dengan pertolongan hydrolic jack) :
            Pertama-tama kita pasangkan balok penahan yang dilaskan pada gading-gading (frame) dan selanjutnya hydrolic dipasangkan. Pada daerah yang melentur diberi pengalas dari pelat, hal ini bertujuan untuk memperluas daerah penekanan. Untuk mempercepat pekerjaan ini bersamaan dengan penekanan hydrolic pada daerah pelat yang melentur dipanaskan dengan brander.


2.         Pemotongan Setempat
            Pemotongan setempat pada daerah kerusakan dapat berbentuk lingkaran, empat persegi panjang atau bujur sangkar dan diganti dengan pelat baru.
            Untuk pemotongan setempat plat dibuat 3 macam yaitu:
a. Berbentuk bulat




b. Berbentuk bujur sangkar







c. Berbentuk empat persegi panjang







        Bentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang ujung - ujungnya dibulatkan dengan jari-jari 0,1 lebarnya. Pengelasan sesuai angka I, II, III, dan IV dengan cara Back Hend Step Welding atau kepala Ekor apabila panjang tiap urutan pengelasan cukup panjang. Sebaiknya pemasangn pelat baru bertumpu minimal pada satu balok konstruksi dan pengelasan dengan balok konstruksi didahulukan sebelum pengelasan kampuh las sesuai urutan pada gambar, jarak melintang atau memanjang sambungan plat dengan balok konstruksi sekitar  jarak balok konstruksi atau sekitar 150-200 mm. Bila sisi melintang atau memanjang terlalu dekat dengan kampuh melintang atau memanjang dari lajur pelat lama maka pemotongan diteruskan sampai kampuh melintang atau memanjang dari pelat lama tersebut.









Gambar  Bentuk pemotongan side girder setempat

            2.2       KERUSAKAN SAMBUNGAN LAS
            Pada hal ini jenis kerusakan yang terjadi adalah kerusakan sambungan las antara pelat dengan profil. side girder akan terjadi kerusakan sambungan las antara pelat alas dalam dengan side girder.
§  Dasar-dasar Pemeliharaan
        1. Pemakaian Air untuk pemeriksaasn kekedapan air
Metode ini dilaksanakan dengan cara mengisi tangki dengan air sampai tekanan tertentu, kemudian dilihat kekedapan airnya. Konstruksi badan kapal dikatakan kedap air, apabila pada permukaan pelat serta pada kampuh-kampuh las tidak terdapat kebocoran dan/atau perembesan air.
Metode lainnya yaitu dengan cara menyemprotkan air bertekanan dengan menggunakan selang kebakaran (Hose Test). Tekanan air secara vertikal tidak boleh kurang dari 8 m -10 m, diameter nozzle tidak boleh kurang dari 15 mm, serta ujung nozzle berjarak 1 m - 3 m tegak lurus badan kapal. Kekedapan kampuh las arah pemeriksaannya vertikal dari bawah ke atas.
2. Udara Tekan Untuk Pemeriksaan Kekedapan Air
Dengan mengisi ruangan yang akan diperiksa kekedapan dengan udara tekan. Sebelum udara bertekanan dimasukkan, semua lubang-lubang antara lain lubang lalu orang, lubang pemasukkan, pipa isi, pipa udara harus ditutup. Besarnya tekanan udara 0,20-0,25 Kg/ Cm, diisikan selama tidak boleh kurang dari 1 jam, sebelum pemeriksaan kekedapan dilaksanakan. Setelah 1 jam penurunan udara yang ditunjukkan oleh manometer tidak boleh kurang dari 10 %. Diketahui kebocoran dengan meleburkan larutan sabun sepanjang kampuh las atau pada badan kapal yang diselidiki kebocorannya.             Dengan menyemprotkan udara bertekanan sepanjang kampuh las atau padapelat badan kapal. Tekanan udara tidak boleh kurang dari 4-5 atm dan disemprotkan sejarak 100 mm, dari kampuh las sedang pada sisi lai dilabur larutan sabun.
§  Dasar-dasar Reparasi

1. Pemeliharaan Preventif
Dapat diartikan sebbagai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan-kerusakan secara mendadak dan tak terduga
2. Pemeliharaan Kuratif
Dapat diartikan sebagai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki suatu peralatan atau perlengkapan yang mengalami kerusakan agar dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.
1. Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes kekedapan.
2. Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes ukuran sambungan las.

3. WRANG PLAT


            3.1 PENGURANGAN KETEBALAN

§  Dasar-dasar pemeliharaan
a. Alat ukur ultrasonik  (Ultrasonic Wall Thickness Gauge)
            Alat ukur ultrasonic ini dapat mengukur ketebalan pela hanya dari satu sisi saja. Pelat yang akan diukur digerinda dahulu, setelah itu diberi lemak atau vet. SE-probe dari alat ukur ultrasonic dilekatkan pada permukaan pelat yang mengeluarkan getaran ultrasonic dan menembus ketebalan pelat sampai sisi yang lain dan dipantulkan kembali menuju SE-probe sebagai gema. Dengan diketahui kecepatan getaran, maka waktu getaran ultrasonik yang diterima kembali oleh SE-probe tersebut akan menunjukkan ketebalan pelat yang diukur.




§  Dasar-dasar reparasi
1. PEMOTONGAN SETEMPAT
     Untuk pemotongan setempat plat dibuat 3 macam yaitu:
a. Berbentuk bulat
b. Berbentuk bujur sangkar
c. Berbentuk empat persegi panjang
        Bentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang ujung - ujungnya dibulatkan dengan jari-jari 0,1 lebarnya. Pengelasan sesuai angka I, II, III, dan IV dengan cara Back Hend Step Welding atau kepala Ekor apabila panjang tiap urutan pengelasan cukup panjang. Sebaiknya pemasangn pelat baru bertumpu minimal pada satu balok konstruksi dan pengelasan dengan balok konstruksi didahulukan sebelum pengelasan kampuh las sesuai urutan pada gambar, jarak melintang atau memanjang sambungan plat dengan balok konstruksi sekitar  jarak balok konstruksi atau sekitar 150-200 mm. Bila sisi melintang atau memanjang terlalu dekat dengan kampuh melintang atau memanjang dari lajur pelat lama maka pemotongan diteruskan sampai kampuh melintang atau memanjang dari pelat lama tersebut.









                               Gambar  Bentuk pemotongan setempat dan urutan pengelasan
3.2 LEKUK DAN GELOMBANG
            Kerusakan jenis ini juga bisa terjadi pada konstruksi bagian wrang plat. Salah satu kerusakan yang terjadi pada wrang pelat dalam pada kejadian ini adalah terjadinya deformasi, yaitu lekuk dan  gelombang.
    
                       
§  Dasar - dasar Cara Pemeliharaan :
            Sesuai ketentuan klasifikasi, lekuk dan gelombang   harus  diperbaiki  dan  dihilangkan, termasuk  kerusakan  kekedapan  pada kampuh  pengelasan. Untuk memperbaiki  dan  menghilangkan kerusakan  ini sampai  pada  survey  pengedokan  yang akan datang, masih diijinkan apabila lekuknya diangggap landai dimana besarnya lenturan tidak lebih dari 20% jarak gading ( frame spacing ) dan perbandingan besarnya lenturan dengan panjangnya lenturan tidak lebih dari 1: 20.

Gambar cara mengukur wrang pelat yang terjadi lekuk / gelombang

§     Dasar- dasar Cara Repair:
1.       Meluruskan Wrang pelat Yang Melengkunng
            Lajur pelat kulit yang mengalami lenturan dapat dikembalikan. Apabila besarnya lenturan tidak melebihi ketentuan yaitu 5 kali tebal pelat yang melentur. Fooler gauge merupakan alat ukur untuk mengetahui besar kelengkungan side girder.
Meluruskan pelat kulit yang melentur dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
                            vi.            Dengan cara pemukulan :
            Side girder yang akan dipukul harus diberi pengalas dari kayu. Hal ini bertujuan agar pada lajur pelat kulit tidak akan terdapat cacat-cacat baru akhibat pukulan. Pemukulan disisni dari arah yang berlawanan dengan arah lenturan.
                          vii.            Dengan cara penekanan (dengan pertolongan hydrolic jack) :
            Pertama-tama kita pasangkan balok penahan yang dilaskan pada gading-gading (frame) dan selanjutnya hydrolic dipasangkan. Pada daerah yang melentur diberi pengalas dari pelat, hal ini bertujuan untuk memperluas daerah penekanan. Untuk mempercepat pekerjaan ini bersamaan dengan penekanan hydrolic pada daerah pelat yang melentur dipanaskan dengan brander.

2.         Pemotongan Setempat
            Pemotongan setempat pada daerah kerusakan dapat berbentuk lingkaran, empat persegi panjang atau bujur sangkar dan diganti dengan pelat baru.
            Untuk pemotongan setempat plat dibuat 3 macam yaitu:
a. Berbentuk bulat
b. Berbentuk bujur sangkar
c. Berbentuk empat persegi panjang
        Bentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang ujung - ujungnya dibulatkan dengan jari-jari 0,1 lebarnya. Pengelasan sesuai angka I, II, III, dan IV dengan cara Back Hend Step Welding atau kepala Ekor apabila panjang tiap urutan pengelasan cukup panjang.

3.3 KERUSAKAN SAMBUNGAN LAS
            Pada hal ini jenis kerusakan yang terjadi adalah kerusakan sambungan las antara pelat dengan profil. side girder akan terjadi kerusakan sambungan las antara pelat alas dalam dengan side girder.
§  Dasar-dasar Pemeliharaan
        1. Pemakaian Air untuk pemeriksaasn kekedapan air
Metode ini dilaksanakan dengan cara mengisi tangki dengan air sampai tekanan tertentu, kemudian dilihat kekedapan airnya. Konstruksi badan kapal dikatakan kedap air, apabila pada permukaan pelat serta pada kampuh-kampuh las tidak terdapat kebocoran dan/atau perembesan air.
            Metode lainnya yaitu dengan cara menyemprotkan air bertekanan dengan menggunakan selang kebakaran (Hose Test). Tekanan air secara vertikal tidak boleh kurang dari 8 m -10 m, diameter nozzle tidak boleh kurang dari 15 mm, serta ujung nozzle berjarak 1 m - 3 m tegak lurus badan kapal. Kekedapan kampuh las arah pemeriksaannya vertikal dari bawah ke atas.
2. Udara Tekan Untuk Pemeriksaan Kekedapan Air
            Dengan mengisi ruangan yang akan diperiksa kekedapan dengan udara tekan. Sebelum udara bertekanan dimasukkan, semua lubang-lubang antara lain lubang lalu orang, lubang pemasukkan, pipa isi, pipa udara harus ditutup. Besarnya tekanan udara 0,20-0,25 Kg/ Cm, diisikan selama tidak boleh kurang dari 1 jam, sebelum pemeriksaan kekedapan dilaksanakan. Setelah 1 jam penurunan udara yang ditunjukkan oleh manometer tidak boleh kurang dari 10 %. Diketahui kebocoran dengan meleburkan larutan sabun sepanjang kampuh las atau pada badan kapal yang diselidiki kebocorannya.               Dengan menyemprotkan udara bertekanan sepanjang kampuh las atau padapelat badan kapal. Tekanan udara tidak boleh kurang dari 4-5 atm dan disemprotkan sejarak 100 mm, dari kampuh las sedang pada sisi lai dilabur larutan sabun.
§  Dasar-dasar Reparasi

1. Pemeliharaan Preventif
            Dapat diartikan sebbagai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan-kerusakan secara mendadak dan tak terduga
2. Pemeliharaan Kuratif
            Dapat diartikan sebagai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki suatu peralatan atau perlengkapan yang mengalami kerusakan agar dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.
1. Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes kekedapan.
2. Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes ukuran sambungan las.

4. GADING BALIK

            4.1 LEKUK DAN GELOMBANG
            Pada gading balik bisa terjadi kelekukan sebagai mana mestinya konstruksi yang lain.
§     Dasar- dasar Cara pemeliharaan dan Repair:
1. Pemotongan Setempat
            Pemotongan setempat pada daerah kerusakan dapat berbentuk lingkaran, empat persegi panjang atau bujur sangkar dan diganti dengan pelat baru.
        Bentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang ujung - ujungnya dibulatkan dengan jari-jari 0,1 lebarnya. Pengelasan sesuai angka I, II, III, dan IV dengan cara Back Hend Step Welding atau kepala Ekor apabila panjang tiap urutan pengelasan cukup panjang.

            4.2  KERUSAKAN SAMBUNGAN LAS
            Pada hal ini jenis kerusakan yang terjadi adalah kerusakan sambungan las antara pelat dengan profil. Gading balik akan terjadi kerusakan sambungan las antara pelat alas dalam dengan gading baliknya.
§  Dasar-dasar Pemeliharaan
  1. Pemakaian Air untuk pemeriksaasn kekedapan air
Metode ini dilaksanakan dengan cara mengisi tangki dengan air sampai tekanan tertentu, kemudian dilihat kekedapan airnya. Konstruksi badan kapal dikatakan kedap air, apabila pada permukaan pelat serta pada kampuh-kampuh las tidak terdapat kebocoran dan/atau perembesan air.
Metode lainnya yaitu dengan cara menyemprotkan air bertekanan dengan menggunakan selang kebakaran (Hose Test). Tekanan air secara vertikal tidak boleh kurang dari 8 m -10 m, diameter nozzle tidak boleh kurang dari 15 mm, serta ujung nozzle berjarak 1 m - 3 m tegak lurus badan kapal. Kekedapan kampuh las arah pemeriksaannya vertikal dari bawah ke atas.
2. Udara Tekan Untuk Pemeriksaan Kekedapan Air
Dengan mengisi ruangan yang akan diperiksa kekedapan dengan udara tekan. Sebelum udara bertekanan dimasukkan, semua lubang-lubang antara lain lubang lalu orang, lubang pemasukkan, pipa isi, pipa udara harus ditutup. Besarnya tekanan udara 0,20-0,25 Kg/ Cm, diisikan selama tidak boleh kurang dari 1 jam, sebelum pemeriksaan kekedapan dilaksanakan. Setelah 1 jam penurunan udara yang ditunjukkan oleh manometer tidak boleh kurang dari 10 %. Diketahui kebocoran dengan meleburkan larutan sabun sepanjang kampuh las atau pada badan kapal yang diselidiki kebocorannya.             Dengan menyemprotkan udara bertekanan sepanjang kampuh las atau padapelat badan kapal. Tekanan udara tidak boleh kurang dari 4-5 atm dan disemprotkan sejarak 100 mm, dari kampuh las sedang pada sisi lai dilabur larutan sabun.
§  Dasar-dasar Reparasi
Berikut cara memperbaiki bagian  dari kerusakan sambungan las pada gading balik:
1. Pengelasan gading balik  dan pelat alas dalam didhulukan sebelum pengelasan alas dalam
       2. Pemeliharaan Preventif
            Dapat diartikan sebbagai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan-kerusakan secara mendadak dan tak terduga
       3. Pemeliharaan Kuratif
            Dapat diartikan sebagai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki suatu peralatan atau perlengkapan yang mengalami kerusakan agar dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.
a. Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes kekedapan.
b. Pembongkaran las lama, pengelasan kembali dan tes ukuran sambungan las.

4.3 KERETAKAN
     Keretakan kapal adalah masalah umum dari kapal karena mengalami banyak tekanan serta moment-moment yang bekerja pada kapal beroperasi, begitu juga yang terjadi pada gading balik dalam kasus ini.
§  Dasar-dasar pemeliharaan
            Ada beberapa cara untuk mengetahui keretakan permukaan pada pelat, diantaranya yaitu :
1)      Metode Visual
      Metode ini menggunakan mata telanjang atau dengan pertolongan kaca pembesar   (Loupe) untuk mengetahui keretakan. Metode ini tidak teliti dan tidak dapat melihat keretakan yang halus sehingga apabila menggunakan metode ini dibutuhkan penyinaran yang kuat.
2)      Metode Minyak dan Kapur
      Metode ini dapat mengetahui keretakan permukaan, kekedapan air dan kesempurnaan sambungan pengelasan pelat. Tempat yang akan diperiksa dibersihkan terlebih dahulu kemudian diberi minyak, lalu dilap sampai kering dan kemudian dilabur dengan larutuan kapur atau digosok kapur.  Selanjutnya digetarkan dengan palu sehingga timbul suatu garis yang jelas pada lapisan kapur karena terangkatnya minyak dari celah keretakan.
3)      Metode Magnit
      Metode ini digunakan untuk memeriksa keretakan permukaan pada baja atau besi    tuang. Ada dua macam cara yaitu kering (serbuk kering) dan basah. Prinsip dari metode ini adalah menciptakan medan magnit pada daerah keretakan.
4)      Metode warna
      Pada metode ini digunakan tiga cairan, yaitu : Cleaner, Penetrant dan Developer. Untuk menggunakan metode ini permukaan benda kerja harus halus. Tempat yang akan diperiksa dibersihkan dibersihkan dari bahan yang menutupinya antara lain cat, kotoran dan karat. Setelah itu dilakukan urutan kerja sebagai berikut:
a.       Cairan cleaner disemprotkan untuk membersihkan benda kerja dan mengurangi pengaruh permukaan benda kerja jika langsung diberi penetrant.  Lalu lapisan cairan cleaner dilap dengan kain bersih.
b.      Cairan penetrant (berwarna merah) disemprotkan sampai meresap pada celah-celah retakan ataupun lubang renik.
c.       Cairan penetrant dibersihkan dengan lap yang sudah disemprot dengan cairan cleaner.
d.      Cairan developer (berwarna putih) disemprotkan. Fungsi cairan developer ini untuk menarik cairan penetrant (berwarna merah) dari celah-celah retakan ke permukaan. Sehingga terlihat gambar retakan yang jelas dengan warna merah diatas warna putih
5)      Metode Pemanasan
      Pada metode in digunakan alat las acetylene untuk memanasi daerah keretakan permukaan, sehingga terlihat garis keretakan permukaan dengan jelas, tetapi cara ini akan merusak struktur material.
§  Dasar-dasar Reparasi
Adapun proses perbaikan yang dilakukan untuk menangani kerusakan ini adalah dengan :
a. Penggantian gading balok dilakukan sesuai kerusakan dengan mengikuti aturan “ balok-balok        konstruksi.
b. Dilakukan pemasangan penegar pada penumpu samping


SOAL 2


      Untuk kapal dengan jenis sama, pada waktu merapat kapal mengalami benturan, sehingga pelat sisi di depan collision bulkhead (sekat tubrukan) dan di atas garis air mengalami sobek memanjang & lekuk yang cukup dalam. Gambar dan uraikan:

PEMBAHASAN SOAL 2

1.    JENIS KERUSAKAN YANG TERJADI



No.
Nama Bagian Konstruksi
Jenis Kerusakan
Lekuk & Gelombang
Kerusakan Sambungan Las
Keretakan
1
Gading Biasa



2
Gading Besar



3
Pelat Lajur Atas



4
Pelat Tepi Geladak



5
Senta Sisi




2.     DASAR-DASAR PEMELIHARAAN DAN REPARASI

1.   LEKUK DAN GELOMBANG

-    Balok konstruksi yang mengalami benturan, dilakukan penggantian setempat dengan profil yang berdimensi serupa. Pengelasan gading-gading dan senta didahulukan sebelum pengelasan pelat.
-    Reparasi pada pelat yang melentur / bergelombang ditentukan berdasarkan besar dan kedalamannya. Bilamana kedalaman lenturan melebihi   jarak gading & 5 kali tebal pelat setempat, dan perbandingan antara kedalaman lenturan dengan panjang lenturan melebihi 1:20 maka area setempat diganti pelat baru.
-    Lekuk / gelombang dapat dikurangi asalkan ketebalan pelat masih memenuhi (aus max. 20%) dengan cara: 1) mekanis, dan 2) pemanasan.

2.   KERUSAKAN SAMBUNGAN LAS

-    Akibat dari benturan, sambungan las pada konstruksi terlepas sebagian ataupun total. Metode reparasinya yakni las lama dibongkar, kemudian dilakukan pengelasan baru dengan memperhatikan tinggi las (h), panjang las (l), dan jarak las (t). Bisa berupa pengelasan menerus atau putus-putus tergantung jenis profil, beban yang diterima, dan lokasi konstruksi yang rusak. Pengelasan putus-putus ada beberapa cara: 1) putus-putus rantai, 2) putus-putus zigzag, dan 3) putus-putus scallop.
-    Pengelasan pada pelat, baik itu penggantian setempat atau ganti baru, ada dua metode: 1) kampuh saling berpotongan dengan kampuh lintang didahulukan, dan 2) kampuh memanjang didahulukan dengan ujung pengelasan berjarak 300 mm terhadap kampuh lintang, ini dimaksudkan untuk menghindari deformasi pelat saat pengelasan kampuh melintang, akibat terpusatnya panas pada pertemuan kampuh yang berpotongan.

3.   KERETAKAN

-    Penggantian baru balok konstruksi harus berdimensi serupa. Untuk penyambungan balok konstruksi yang berdekatan tidak boleh segaris demikian pula dengan kampuh las lajur pelat, dengan jarak antara kampuh las pelat dengan kampuh las balok konstruksi yang terdekat sekitar 100-200 mm. Pengelasan profil siku lama dan baru dilaksanakan dari kedua arah dan pada pengelasan sambungan pelat diberi scallop.
-    Untuk pelat yang sobek, kedua ujung keretakan dilubangi agar tidak mengembang saat pengelasan dan dibuatkan kampuh las bentuk V, U, atau X dengan jarak kampuh 2 mm. Pengelasan dilakukan satu arah dengan metode Backhand Step Welding untuk keretakan yang relatif pendek.
Ilustrasi metode Backhand Step Welding dijelaskan pada gambar di bawah ini: 
-    Bilamana keretakan cukup panjang, maka pengelasan dilakukan dua arah dan diadakan pre-heating s/d 150 ᵒC pada daerah retak. Setelah pengelasan dipasang pelat rangkap untuk menjaga keretakan tidak kembali. Saat pengedokan selanjutnya, pelat rangkap ini dipotong serta diganti dengan pelat baru.
-    Bentuk pemotongan setempat untuk penggantian pelat baru dapat dibuat dengan 3 macam: 1) bulat, 2) bujur sangkar, 3) persegi panjang. Pemasangan pelat baru bertumpu minimal pada satu balok konstruksi dan pelat baru dilas terlebih dahulu dengan jarak melintang/memanjang dengan balok konstruksi sekitar   jarak balok konstruksi atau sekitar 150-200 mm.